Insya Allah "Sumedang Pasti Hurip"

Era Ekonomi Kreatif

Dunia kini tengah memasuki era industri gelombang keempat, yaitu industri ekonomi kreatif (creative economic industry),  usaha industri ekonomi kreatif diprediksi akan menjadi industri masa depan sebagai  fourth wave industry (industri gelombang keempat),  yang menekankan pada gagasan dan ide kreatif, hal ini bukan tanpa alasan, mengingat industri ekonomi kreatif telah mampu mengikat pasar dunia dengan jutaan kreativitas dan persepsi yang dapat dijual secara global. Walt Disney di Amerika Serikat, contohnya, mereka hanya menjual lisensi, brand, dan ide kreatifnya. Pabriknya tidak perlu di AS, tetapi bisa di Cina, India dan lokasi lainnya.

Ekonomi Kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.

Howkins (2001) dalam bukunya The Creative Economy menemukan kehadiran gelombang ekonomi kreatif setelah menyadari pertama kali pada tahun 1996,  ekspor karya hak cipta Amerika Serikat mempunyai nilai penjualan sebesar 60,18 miliar dollar AS jauh melampaui ekspor sektor lainnya seperti otomotif, pertanian, dan pesawat.

Fenomena Gangnam Style  yang mewabah  menjadi sekedar contoh bagaimana kreatifitas dapat menjadi mesin ekonomi baru bagi Korea Selatan.  Maka menjadi tidak berlebihan bila Howkins menyebutkan ekonomi baru telah muncul seputar industri kreatif,  yang dikendalikan oleh hukum kekayaan intelektual seperti paten, hak cipta, merek, royalti dan desain.

Ekonomi kreatif menunjang  pengembangan wilayah ekonomi baru

Tempat-tempat dan kota-kota yang mampu menciptakan produk-produk baru inovatif dan tercepat akan menjadi pemenang di era ekonomi kreatif.  Ramalan Richard Florida (2004) ini kian hari terlihat semakin nyata, termasuk di Indonesia. Kita dapat melihat bagaimana perkembangan kota Solo dengan Wisata Kuliner, Pasar Seni/Barang Antik dan pertunjukan Seni berbasis Budaya, Kota Bandung dengan distro atau factory outletnya, Kota Jember dengan Jember Fashion Festivalnya    atau  bagaimana Kota Bangkok mengemas potensi wisata Chao Praya River yang sesungguhnya “biasa-biasa saja” menjadi “luar biasa”, dimana  pada setiap pemberhentian jalur sungai, dengan sentuhan kreatifitas dan inovasi,  menjelma menjadi destinasi wisata  yang berperan sentral dalam menggerakkan ekonomi masyarakat lokal,   dengan  beragam produk kerajinan, pertunjukan seni dan event lainnya. 

Mengingat  peran ekonomi kreatif yang semakin meningkat bagi perekonomian suatu wilayah, utamanya terhadap pengembangan ekonomi berbasis UMKM, maka tidaklah berlebihan bila  semakin banyak kota yang menjadikan ekonomi kreatif sebagai ujung tombak  dan katalisator pengembangan ekonomi daerahnya,   Untuk menjadi pemenang di tengah persaingan yang semakin ketat, menurut Florida (The Rise of Creative Class), kota-kota, daerah, dan provinsi harus lebih menumbuhkan "iklim orang-orang." Yang dimotori  oleh kaum muda, dengan  semangat inovasi dan kreatifitas, mampu berperan layaknya   Midas Touch,   memoles sesuatu yang “biasa”  menjadi “luar biasa”.

Komitmen Pemerintah RI dalam mendukung Pengembangan Ekonomi Kreatif

Keseriusan  Pemerintah  Indonesia  dalam mengembangkan  ekonomi kreatif ditandai dengan keluarnya Inpres No. 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif yang berisi instruksi Presiden kepada Menteri, Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen, seluruh Gubernur, Bupati/Walikota yang intinya agar mendukung kebijakan pengembangan Ekonomi Kreatif tahun 2009-2015, utamanya dalam pengembangan kegiatan ekonomi yang mendasarkan pada kreatifitas, ketrampilan daya kreasi dan daya cipta dengan menyusun  serta  melaksanakan rencana aksi mendukung suksesnya pengembangan ekonomi kreatif tersebut. Disamping itu, berdasarkan Perpres N0.92/2011 pada tanggal 21 Desember 2011,  telah dibentuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  dengan visi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia dengan menggerakkan kepariwisataan dan ekonomi kreatif.

Presiden RI  di sela-sela kunjungan kenegaraan ke Inggris 31 Oktober 2012,  juga telah mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Inggris,  dan salah satu hasilnya adalah ditandatanganinya nota kesepahaman  antar kedua negara, mengenai kerjasama ekonomi kreatif, yang akan difokuskan pada kerjasama pelaku kreatif antar kedua negara  dan pengembangan sumber daya manusia,  melalui pertukaran  informasi dan pengetahuan, peningkatan kapasitas (capacity building), pelatihan, penelitian dan showcase, implementasi nota kesepahaman akan dijalankan oleh (Kemenparektaf) dan The British Council.

Terakhir,  dalam acara Hipmi Economic Outlook 12/12/2012 di Denpasar Bali,  kembali Presiden RI  mengingatkan betapa  pentingnya pengembangan ekonomi kreatif, sebagai sektor ekonomi baru yang tumbuh signifikan mengingat  potensi dan kelebihan yang kita miliki lebih unggul dibandingkan dengan negara lain.

Pemilihan strategi kebijakan mengembangkan ekonomi kreatif di tengah pelambatan pertumbuhan ekonomi global, ini bukan tanpa alasan, kontribusi sektor ekonomi kreatif terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, di mana pada 2010 mencapai Rp 472,8 triliun dan mampu menyerap 11,49 tenaga kerja dan pada 2011 naik menjadi Rp 526 triliun dengan serapan 11,51 juta tenaga kerja. Tahun ini angka itu ditargetkan terdongkrak menjadi Rp 573,4 triliun dengan serapan 11,57 juta tenaga kerja.

Pengembangan ekonomi kreatif  akan sangat berperan dalam mengembangkan job creation,  mengingat besarnya potensi ekonomi kreatif yang dimiliki Indonesia, dengan lebih dari 300 suku bangsa. Dari sisi demografi penduduk usia muda yang mencapai 43% menjadi modal plus yang kita miliki, karena kreatifitas sangat dekat dengan kaum muda. Pengembangan ekonomi kreatif juga akan  berdampak langsung  bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah,  mengingat sektor ekonomi kreatif,  sebagian besar digerakkan oleh pelaku UMKM  dan  sangat potensial  menjadi kekuatan dashyat untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju, oleh karena itu menjadi jelaslah bahwa  ekonomi kreatif  perlu dijadikan sebagai salah satu sektor yang harus didorong perkembangannya.

Mengatasi tantangan  menerjemahkan komitmen

Besarnya potensi pengembangan ekonomi kreatif yang dimiliki Indonesia,  dengan karunia Tuhan akan kekayaan  dan keragaman budaya, keindahan geografis wilayah serta  sumber daya manusia kaum muda yang indentik dengan  dunia kreatif, perlu ditransformasikan menjadikan kekuatan  ekonomi baru,   bagi peningkatan  daya saing dan nilai tambah ekonomi sehingga  dapat berkonstribusi bagi peningkatan kesejahteraan rakyat sebagaimana cita-cita didirikannya suatu negara.

Oleh karena itu,  diperlukan adanya sinergitas dari semua pemangku kepentingan, dalam mengatasi berbagai tantangan yang  berpotensi menjadi bottleneck  pengembangan ekonomi kreatif, utamanya dalam  membangun akselerasi sinergitas  meningkatkan  kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) kreatif,  karena mayoritas SDM yang menyokong ekonomi kreatif Indonesia sebagian besar belajar secara otodidak, disamping itu perlindungan HAKI yang  kita miliki juga masih jauh dari harapan. Infrastruktur teknologi informasi belum kompetitif dan dukungan pembiayaan dari perbankan yang belum optimal, disamping penetrasi pasar yang lemah karena adapsi teknologi informasi melalui online marketing belum membudaya.

Bercermin dari beberapa bottleneck  sebagaimana yang diidentifikasikan di atas, seyogyanya K/L pusat dan daerah sebagai perumus kebijakan ekonomi kreatif diharapkan dapat memfasilitasi, memotivasi dan menginspirasi pengembangan ekonomi kreatif dalam bentuk rencana aksi yang kongkrit dan terukur, dengan menjadikan ekonomi kreatif sebagai bisnis masa depan yang menjanjikan, memfasilitasi promosi dan mengintensifkan bantuan modal usaha, kalangan bisnis diharapkan dapat mengoptimalkan self development, mengembangkan kapasitas usaha melalui sistem lokomotif – gerbong, dari pengusaha besar ke pengusaha kecil, dan tak kalah pentingnya adalah dukungan cendikiawan melalui pengembangan penetrasi pasar dengan pemanfaatan online marketing, disamping berbagai terobosan lain, berpikir out of the box,  menciptakan linkage atau konektivitas ekonomi kreatif dengan pariwisata, sebagai venue untuk proses produksi, distribusi sekaligus pemasarannya.

Dalam persaingan global  yang  kita hadapi dewasa ini,  dengan penetrasi produk ekonomi kreatif  yang tanpa batas, menyadarkan kita pula akan pentingnya menerapkan prinsip-prinsip marketing. Produk tidak semata-mata benda mati yang diperjual belikan, namun lebih kepada strategi kita dalam mengemas produk, diferensiasi produk, targeting  dan strategi dalam  memasarkan produk,  diperlukan penerapan  marketing intelejen,  agar kira mengetahui kekuatan  pesaing-pesaing  kita dan selera pasar,  karena di era globalisasi, perang   sejatinya adalah perang di medan ekonomi,   mengutip  nasihat Sun Tzu  “Kenali dirimu kenali lawanmu,  seribu pertempuran akan kau menangkan”.  Selamat Datang Era Ekonomi Kreatif semoga membawa kejayaan bagi Bangsa Indonesia.

Pendukung Pikeun Sumedang Hurip Untuk Karnaval Pake Baju Salur

Tanggal 6 Januari 2013 KPU akan mengadakan karnaval dalam mensosialisasikan calon bupati dan wakil bupati Sumedang perioda 2013-2018. Pikeun Sumedang Hurip yang mempunyai Misi, Visi dan Program Unggulan, yaitu: 

Visi
Sumedang Pasti Hurip
1. Hirup-hurip lingkungan alamna
2. Usaha lancar tur mekar
3. Riksa kana seni sareng budaya sunda
4. Infrastrukturna Merenah
5. Pinter tur sehat wargana

Misi
1. Mengembangkan agroforestry, agrobisnis dan agrowisata
2. Mengembangkan infrastruktur wilayah dan pemberdayaa masyarakat
3. Mengembangkan seni, budaya Sunda dan inovasi daerah
4. Tingkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan
5. Mengembangkan sarana dan kelembagaan ekonomi rakyat
6. Ciptakan iklim yang kondusif bagi investasi dan kemitraan
7. Ciptakan terselenggaranya tertib hukum yang berkeadilan

Program Unggulan
1. Agrobisnis dan agrowisata
2. Pendidikan Gratis dan Beasiswa Prestasi
3. Kesehatan Gratis
4. Industri Kreatif Ekonomi Rakyat
5. Simpan Pinjam Lembur

Dalam karnaval menghadapi karnaval ini Ridwan Solichin berkomentar : "Bagi pendukung Didi-RinSo untuk karnaval pake Baju Salur (sadaya dulur) untuk karnaval. Iklan bisa lewat koran, fb, sms, dll. Mulai besok ya" (03/01/2013)

Rute yang akan dilalui karnaval kendaraan hias berisi calon bupati dan wakil bupati mulai dari Alun-alun ke arah bundaran Alamsari. Kemudian belok kiri menuju Rancapurut dan belok kanan ke jalan Tegalkalong-Talun-Kebonkol-Gatot Mangkupraja-Kutamaya-Pangeran Sugih-Mapolres-Alun-alun Sumedang.

KPU akan menyediakan delapan mobil hias untuk pasangan calon dan tim kampanye bisa menambah empat maksimal empat kendaraan hias. Peserta dilarang membawa motor (dediesmd)

Konsepsi Pengembangan Kota Sumedang Pasti Hurip

"Kota Sumedang sebagai Kota Orde 1 pada perkembangan kotanya terlihat ada pembangunan walaupun tak sepesat kota cimahi dan kota-kota lainnya di Jawa Barat, saya mau berbagi dengan kota kelahiranku karena saya telah berpengalaman membangun daerah lain," Kata Didi Ahmadi Djamhir penuh optismisme.

Kabupaten Sumedang Untuk PDAS Daerah Perkotaan sebenarnya berada di Daerah Jatinangor ,Cimanggung dan Tanjungsari karena daerah ini dijadikan oleh Propinsi Daerah Jawa Barat sebagai kota Pendidikan dan manjadi penyangga perkembangan Kawasan Bandung Raya.

"Potensi Kabupaten Sumedang untuk Dari sifat kawasannya, Tata Ruang Wilayah Sumedang kalebet lengkap aya kawasan metropolitan Bandung (Jatinangor-Cimanggung-Pamulihan-Tanjungsari) aya kota sedang (Sumedang) sareng daerah penyangga kota kecamatan sareng pedesaannya. Salami ieu pengembangan masing-masing kawasan teu acan optimal, perlu triger kreatif  (pemeritah-swasta-masyarakat) terkait penataan fungsi-fungsina agroforestry, tanaman buah-buahan, padi sawah, permukiman desa (peternakan), dan perkotaan. Akhirna kabentuk konfigurasi lansekap wilayah nu menarik. Untuk berproduksi kreatif (anyaman, panen buah, atsiri, snack kuliner, etnik garment, pertukangan (craft) dsb. Ieu modal utama kanggo jadi kawasan kampus besar, kawasan riset dan daerah tujuan wisata. START disini SUMEDANG HURIP NGAPAK," Kata  Didi Djamhir dalam bahasa sunda.

Pada pembangunan kota sumedang ada beberapa perubahan pembangunan seperti : pembangunan RIPP walaupun belum rampung semuanya, pembangunan terminal regional, pembangunan islamic center, pembangunan rumah sakit skala regional dan fasilitas dan utilitas pendukung lainnya," kata Didi Ahmadi Djamhir dengan melanjutkan pekerjaan yang dilakukan Pemkab yang belum tergarap Pemkab sebelumnya.

Pada pembangunan kota sumedang Didi Ahmadi Djamhir berencana akan membangun "IT Creative dan Budaya Center" Seperti halnya kota Cimahi. Pada lokasi yang paling aksesibel dan perbaikan prasarana infrastruktur yang rusak seperti pendidikan, jalan dan sebagainya. "Ada dua alternatif untuk mengembangankan "IT Creative dan Budaya Center" yaitu memakai lahan di GOR Ahmad Yani atau lapangan Pacuan Kuda, dan lahan yang digunakan untuk pembangunan "IT Creative dan Budaya Center" digantikan atau di alokasikan ke daerah lain," Kata Didi Ahmadi. Hal ini sebagai antisipasi terhadap penggunaan lahan alun-alun sebagai "pasar kaget".

Pada pengembangan revitalisasi pasar kota sumedang Didi Jamhir menginginkan revitalisasi di buat dua muka yaitu muka pertama tetap dan muka ke dua menghadap ke arah gor sepakbola ahmad yani yang nantinya bersatu dengan "IT Creative dan Budaya Center" kota Sumedang. Hal ini sejalan dengan Pemkab sumedang akan merevitalisasi pasar-pasar tradisional yang ada di Kota Sumedang.

"Lalu bagaimana kang bila Kota Sumedang telah terlintas jalan Cisumdawu yang mungkin menjadi kota sumedang menjadi sepi", Kata saya.

Pembangunan Jalan Tol Cisundwawu Pemerintah Propinsi Jawa Barat akan menempatkan pintu tol sebanyak lima lokasi menuju ke dalam kota Sumedang.

“Semoga potensi di Sumedang meningkat ketika saatnya nanti jalan tol Cisumdawu jadi, dan 5 titik interchange rest area di jalur tol Cisumdawu,
akan di bangun rest area, sehingga ada pendapatan terhadap PDAS daerah Kabupaten Sumedang", Kata Didi Djamhir saat ditanyai. Sehingga Kota sumedang tetap hidup dengan potensi perdagangan dan  pariwisata yang ada.

"atau dengan memakai konsep seperti kota di malaysia dimana di sepanjang jalur Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) tidak dibangun rest area, rest area hanya di titik-titik interchange saja sehingga kota di lewatinya tetap hidup," kata Didi Ahmadi Djamhir. (diesmd)

Lahan Tidur, Agribisnis dan Industri Kreatif Konseptual Sumedang Pasti Hurip

Mengembangkan Lahan Tidur merupakan salah satu konseptual Sumedang Pasti Hurip, Untuk Four Helix (Pemerintah, Bisnisman, Intelelektual, warga masyarakat) ditambah konsep Desa Inovatif, PNPM Mandiri, Perkotaan dan Perdesaan yang sudah berjalan.

Konsep apa untuk memajukan sector pertanian agar Sumedang hurip. Menurut Didi Ahmadi Djamhir, konsep hurip salah satunya masyarakat harus kaya. Dalam artian agrobisnis harus diterapkan. “Agrobisnis kita itu dari zaman Belanda. Pada tahun 1914 kenapa di Sumedang dibangun Lanbau,  karena di Sumedang merupakan daerah pertanian.

Kemudiaan, 1922 kenapa dibangun Lingga, itu Adhipura untuk pembangunan Sumedang. Yang disebut masyarakat Madhani itu sebenarnya sudah ada di Sumedang, saya mau berbagai karena saya telah berpengalaman membangun daerah lain. Seperti Tanggerang, dan Cimahi yang baru-baru, tapi saya sedih kenapa Sumedang yang sudah 434 tahun kalah oleh Cimahi yang baru 10 tahun,” tutur Didi Ahmadi Djamhir

Didi menyebutkan, ia akan fokus membangun agribisnis, memberdayakan lahan tidur, penataan kota untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, dan semakin mengembangkan ekonomi kreatif.

"Saya bukan orang partai, saya teknokrat yang tertarik maju jadi Cabup Sumedang karena selama bekerja sebagai birokrat di Kota Cimahi, kita bisa membangkitkan potensi warga. Contohnya, Cimahi saat pisah dari Kabupaten Bandung diberi Rp 7,5 miliar. Tapi sekarang PAD-nya bisa sama dengan Sumedang," kata Didi Ahmadi Djamhir.

Menurut saya, lahan tidur di Sumedang sebagai potensi besar jika ditata dan dikembangkan dengan baik. Kalau tanah hanya dibiarkan nilainya cuma segitu, dengan dikavling-kavling dan dikelola, bisa menghasilkan 12 kali. Menurutnya, pemimpin di Sumedang harus menyediakan sarana yang tidak mengganggu jalan negara yang sekarang.




"Agribisnis di Sumedang masih sangat bisa dikembangkan. Selain perkebunan teh, karet, mangga gedong, dan lain-lain. Ekonomi kreatif bukan hanya Cipacing, tapi misalnya angklung di Saung Udjo itu dipasok oleh Sumedang," kata Didi Ahmadi Djamhir.

Membangun Desa Inovatif Salah Satu Produk Unggulan Sumedang Pasti Hurip

Deputi Khusus Kementerian Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Tatag Wiranto mengungkapkan, potensi daerah yang dapat dijadikan sasaran untuk Desa Inovasi amat besar. Di Indonesia, terdapat sekitar 20.000 desa miskin.

Supaya anda mengenal apa desa inovatif. Pengembangan desa menekankan upaya peningkatan daya saing pedesaan dalam menghadapi berbagai dinamika global melalui pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan kesejahteraannya.

Desa inovatif ini adalah desa yang warga masyarakatnya mampu mengenali dan mengatasi serta memanfaatkan teknologi canggih atau cara-cara baru untuk mengatasi masalah dan meningkatkan perekonomiannya dengan cara menggunakan teknologi yang ada di sekitar lingkungannya secara mandiri. Program ini bertujuan agar masyarakat dapat menuju kehidupan yang mandiri dan sejahtera.

Hal itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 72/ 2005 tentang Desa. Karenanya, dukungan pemerintah maupun stakeholder diperlukan guna mengantarkan masyarakat desa pada perikehidupan layak, makmur, dan sejahtera. Dalam hal ini, diperlukan adanya inovasi-inovasi dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.

Inovasi yang dimaksud adalah upaya menciptakan cara, proses, dan produk baru yang memberikan nilai tambah bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Inovasi menjadi kunci pengembangan desa, tanpa inovasi pengelolaan potensi dengan cara biasa akan menghasilkan sesuatu yang biasa pula

Pemerintah pusat menetapkan kebijakan Sistem Inovasi Nasional (SINas) yang kemudian ditindaklanjuti daerah menjadi Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Program SIDa per bulan September 2011 telah diluncurkan dengan memiliki tiga pilar prioritas utama.

Ketiganya yaitu pengembangan desa inovatif, kabupaten/ kota inovatif, dan klaster UMKM berbasis teknologi. Desa inovatif ini memiliki posisi strategis karena merupakan basis perubahan dalam pembangunan.

Sebagai Contoh Ketua Gerakan Inovasi Desa Ir. Didi Ahmadi Djamhir, MT dan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) Angkatan 1981 telah merintis desa inovasi di Desa Guntur Mekar di Kabupaten Sumedang.

Masyarakat di desa inovasi ini, lanjut dia, memiliki beragam potensi untuk dikembangkan seperti beternak sapi perah dan yang bisa meningkatkan kemampuan produksi susu sapi serta pemanfaatan limbah ternak. Tidak hanya dari susu sapi saja, masyarakat Desa Guntur Mekar juga memperoleh manfaat dari energi biogas yang berasal dari limbah ternak sapi. Keterlibatan intelektual dalam membina desa inovasi ini dinilai bisa meningkatkan ilmu non kependidikan sesuai disiplin ilmu yang dimiliki. Keterlibatan Intelektual nantinya diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat setempat dengan pemanfaatan potensi yang ada.

Didi Djamhir, mengatakan, pemilihan desa itu karena banyak potensi ekonomi yang belum dimaksimalkan. Di antaranya, usaha pembuatan gula aren, budidaya jamur, perikanan, serta desain kemasan beragam dalam kerajinan bambu.

Pengembangan inovasi ekonomi desa harus mengedepankan ciri khas lokal dan berdasarkan pada kebutuhan masyarakat. Hal ini bertujuan agar proses inovasi yang dilakukan itu mampu diterima dan diaplikasi dengan mudah oleh warga setempat. ”Kekuatan utama yang harus ditekankan adalah ciri khas lokal yang tidak akan pernah ditemukan sama di daerah lain". Dengan mengerti tentang ciri khas yang dimiliki, perguruan tinggi atau pemerintah akan lebih mudah mengimplementasikan karyanya karena masyarakat yang resisten relatif sedikit. Adapun ketersediaan informasi sangat dibutuhkan ketika masyarakat ingin mengembangkan inovasi baru yang mereka terima. Sebagai contoh desa inovatif di Demak Jawa Tengah lihat Video youtubenya di bawah ini :

Konseptual Dasar Sumedang Pasti Hurip

Konseptual Dasar Sumedang Pasti Hurip bisa dilihat dari Peta Konsepsi dibawah ini : 

"nawaitu" dengan istiqomah - bersama kecerdasan dan syiyasah - inovasi- kreatifitas - dan terus beriqro.

Penayangan bulan lalu

Recent Posts